Sabtu, 06 Juni 2015
Teknologi dan Media Pembelajaran PAK
MAKALAH
MATA KULIAH TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN PAK
Diserahkan kepada :
Dosen Pengampu
Hana
Puji Astuti, S.E.M.M (c)
TUGAS : PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA TELEVISI / VIDEO
BAB V

Program
S1 PAK
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN ANAK
BANGGSA
SURABAYA 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan kasih dan kekuatanNya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ PEMBELAJARAN MELALUI TELEVISI / VIDEO". Kami akui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu kami berharap para pembaca sudi untuk memberikan sumbangsihnya baik berupa kritik, saran dan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.
Surabaya , Juni 2015
Penulis
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
D. KEGUNAANE. METODE
BAB II PEMBAHASAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
D. KEGUNAANE. METODE
BAB II PEMBAHASAN
I.
PENGERTIAN TELEVISI,
TELEVISI EDUKASI DAN VIDEO
II.
PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
MEDIA TELEVISI DAN VIDEO
III.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA TELEVISI DAN
TELEVISI EDUKASI
IV.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PEMEBELAJARAN MELALUI MEDIA VIDEO
V.
PERAN ORANG TUA DALAM PEMBELAJARANANAK MELALUI MEDIA
TELEVISI ATAU VIDEO
BAB III PENUTUP
- KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Televisi merupakan salah satu media massa yang
sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Munculnya media televisi sebagai media
elektronik memberi pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat saat
ini. Televisi adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari dan
menjadi sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi bagi masyarakat. Televisi
memiliki kelebihan tersendiri dengan gambar bergeraknya, karena khalayak
cenderung menggunakan media TV sebagai sarana hiburan, informasi maupun
pengetahuan sehingga membuat informasi dan pesan yang disampaikan lebih menarik
dan menyenangkan pemirsanya dibanding media lainnya.
Televisi adalah media yang paling popular bagi
masyarakat daripada media-media lainnya. Televisi menjadi icon media yang
paling akrab di antara media-media yang pernah ada sepanjang sejarah. Tahun
1884 merupakan awal mula diketemukan Electrisce Telescope oleh seorang ilmuwan
dari Berlin bernama Paul Nipkow, alat ini berfungsi pengirim gambar dari satu
tempat ketempat lain temuan inilah yang kemudian menjadi titik awal
berkembangnya televisi, dan sejak saat itu perkembangannya dari tahun ke tahun
menjadi sangat pesat, hingga detik ini dan bahkan televisi mampu menunjukan
eksistensi maupun dominasinya dibanding dengan media-media lainnya. Eksistensi
televisi sebagai media komunikasi pada prinsipnya, bertujuan untuk dapat
menginformasikan segala bentuk acaranya kepada masyarakat luas. Televisi
mempunyai kewajiban moral untuk ikut serta berpartisipasi dalam
menginformasikan, mendidik, dan menghibur masyarakat. Televisi dulu hanya
menjadi konsumsi kalangan dan umur tertentu saat ini bisa dinikmati dan sangat
mudah dijangkau oleh semua kalangan tanpa batasan usia. Sehingga siaran
televisi memanjakan semua orang pada saat-saat luang seperti saat liburan,
sehabis bekerja, bahkan bekerjapun masih menyempatkan diri nonton televisi.
Bahkan anak-anak yang tergolong usia belajar ternyata lebih banyak menghabiskan
waktunya di depan televisi. Rata-rata anak Indonesia menonton tv menghabiskan
sekitar 1600jam, dan sekitar 740 jam untuk belajar di sekolah, perhitungan ini
hasil penelitian YPMA tahun 2006 jumlah jam menonton tv pada anak Indonesia di
Jakarata-Bandung. Yang mendapati angka sekitar 30-35 jam seminggu, atau 4,5 jam
dalam sehari, sehingga dalam setahun mencapai kurang lebih 1600 jam, sementara
jumlah hari sekolah sekitar 185 hari dalam setahun, dengan 5 jam perhari untuk
kelas tinggi dan 3 jam untuk kelas rendah, menghasilkan angka rata-rata anak
belajar di sekolah dalam setahun hanya 740 jam, Selain menonton televisi,
anak-anak juga mengonsumsi jenis media lain seperti video game, komik,
internet, dan lain-lain, sehingga total waktu yang digunakan untuk mengonsumsi
media diperkirakan hampir 2500 jam atau sekitar 7 jam dalam sehari. Untuk itu upaya pemerintah dalam mencerdaskan
bangsa melalui program televisi edukasi (TV-e), pemerintah melalui Kemendiknas
dan bersama-sama dengan Pustekom terus mengembangkan Televisi Edukasi (TV-e)
untuk mencerdaskan anak-anak bangsa.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu televisi, televisi edukasi dan video
2. Bagaimana pembelajaran menggunakan media televisi
/ video
3. Apa kelebihan dan kelemahan pembelajaran media
televisi dan televisi edukasi
4. Apa kelebihan dan kelemahan media video
5. Bagaimana peran orang tua dalam mensukseskan
pembelajaran anak melalui media televisi atau Video
C.
TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Untuk mengetahui pengertian televisi dan
sejarahnya, serta fungsinya kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran media
televisi / video, dan juga untuk mengetahui peranan orang tua dalam
mensukseskan pembelajaran menggunaan televisi atau video
D.
KEGUNAAN
Sebagai sarana hiburan, informasi maupun
pengetahuan sehingga membuat informasi dan pesan yang disampaikan lebih menarik
dan menyenangkan pemirsanya
E. METODE SARANA PRASARANA
·
Televisi - Siaran TV Edukasi (TV-E), ASEAN
Games dll
· Video -
CD, Video Tape, VCR, VCD, Video cassette, video disc,dll
BAB II
PEMBAHASAN
A.
LANDASAN TEORI
I.
Pengertian Televisi, Televisi
Edukasi dan Video
Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh
dan visie artinya penglihatan, jadi
televisi adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melaui
gelombang radio. (Kamus International
Populer 1996). Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah
kita jumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat
khabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat
memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau
pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut berupa pendidikan, berita,
hiburan, dan lain-lain.
Televisi merupakan sistem elektronik
yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau
ruang (Arsyad, 2002:50). Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya
dan suara ke dalam gelombang elektronik
dan mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan
suaranya dapat didengar. Televisi
memiliki dua jenis pengiriman,
penyiaran gambar dan suara, yaitu penyiaran langsung kejadian atau
peristiwa yang kita saksikan sementara ia terjadi dan penyiaran program yang
telah direkam di atas pita film atau pita video.
TV-E (Televisi Edukasi) adalah
sebuah stasiun televisi di Indonesia. Stasiun televisi ini khusus ditujukan
untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media
pembelajaran masyarakat.
Televisi pendidikan atau yang lebih
di kenal dengan sebutan Televisi Edukasi (TV-E). TV-E merupakan siaran televisi
yang memfokuskan diri pada siaran pendidikan. Di mana di dalamnya terdapat
program – program yang memberikan pengajaran kepada peserta didik. Dengan
adanya TV-E maka di harapkan proses pemerataan pendidikan di Indonesia dapat
berjalan lebih cepat dari sebelumnya. TV-E memiliki visi menjadi siaran
televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan. Dengan misi menyiarkan
program yang mencerdaskan masyarakat, menjadi tauladan masyarakat,
menyebarluaskan informasi dan kebijakan - kebijakan Depdiknas, dan mendorong
masyarakat gemar belajar. Dan bertujuan untuk memberikan layanan siaran
pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Sasaran TVE
adalah Peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi
pendidikan, dan masyarakat
Pada tanggal 12 Oktober 2004,
Menteri Pendidikan Abdul Malik Fadjar meresmikan adanya TV-E (Televisi
Edukasi), sebuah stasiun televisi di Indonesia yang khusus ditujukan untuk
menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media
pembelajaran masyrakat. Televisi inipun disebut sebagai Media Pendidikan Jarak
Jauh. Dalam sambutannya beliau mengatakan: “sebagai bangsa yang ingin maju,
maka kemajuan teknologi perlu dimanfaatkan. Hanya saja itu dilakukan dengan
kadar kearifan dan etika yang tinggi, khususnya dilihat dari segi pendidikan”.
Pernyataan beliau sangat jelas untuk mengajak seluruh civitas pendiddikan
menggunakan teknologi sebagai bumbu tambahan dalam proses pengajaran. Disamping
agar tidak ketinggalan zaman, pesan ini juga mengandung bahwa teknologi
sangatlah penting dalam dunia pendidikan.Televisi edukasi ini dirancang untuk
mendidik dan mencerdaskan masyarakat dengan kemasan acara yang mengasyikkan dan
menyenangkan. Karena daya jangkaun televisi bisa sangat luas, keberhasilan
memanfaatkan media pembelajaran itu akan mempercepat pembangunan masyarakat
yang cerdas.
Program TV-E ini disiarkan melalui
satelit dan dapat diakses dengan menggunakan parabola atau antenna dan bekerja
sama dengan stasiun TV lokal, bekerja sama dengan TV kabel, dan bekerja sama
dengan pemerintah daerah. Siaran dilaksanakan selama 24 jam dari pukul 07.15 -
09.30 dan 14.5 - 16.30 setiap hari Senin - Kamis di frekuensi 3785 MHz.
Sedangkan komposisi programnya meliputi materi pelajaran pendidikan formal,
pendidikan nonformal pendidikan informal, serta informasi kebijakan dan program
berupa berita atau feature. Adanya siaran ini sangatlah membantu guru dan
masyarakat untuk melakukan pembelajaran secara individu dan kelompok yang
nantinya tidak ada pembatasan ruang gerak proses pendidikan itu sendiri.
Salah satu bentuk audio visual
adalah video pembelajaran. (Arsyad 2004: 36) mengemukakan video merupakan
serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang membentuk satu kesatuan yang
dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan di dalamnya untuk
ketercapaian tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan pada
media pita atau disk. Menurut Heinich, Molenda, Russel (1993: 188) video
diartikan sebagai berikut : The primary
meaning of video is the display of pictures on a television type screen (the
latin word video literally means “I see”. Any media format that employs a
chatode-ray screen to present the picture portion of the message can be
reffered to as video. Apabila diartikan sebagai tampilan dari berbagai
gambar dalam sebuah televisi atau sejenis layar. Dalam bahasa latin video
diartikan sebagai “saya lihat (I see)”.
Setiap format media yang menggunakan sinar katoda untuk menampilkan bagian
gambar dari sebuah pesan dapat dikategorikan sebagai video.
Media video pembelajaran terteasuk
ke dalam media video cassete recorder
(VCR) yaitu media audio visual gerak yang perekamannya dilakukan dengan
menggunakan kaset video, dan penayangannya melalui pesawat televisi. Pancaran
gambar yang bercahaya dari sebuah tampilan video ternyata tersusun dari
titik-titik yang sangat rapat dan ditampilkan pada sebuah layar. Seperti halnya
film, berbagai frame video tersebut pada dasarnya adalah gambar diam. Hanya
saya, pergantian setiap frame ke frame selanjutnya itu berlangsung sangat
cepat, sehingga berbagai frame tersebut terlihat sebagai gambar yang bergerak.
B.
ISI
II.
Pembelajaran Menggunakan media
Televisi / Video
Media salah satu alat komunikasi
dalam menyampaikan pesan tentunya sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke
dalam proses pembelajaran. Jadi televisi, film, foto, rekaman audio, gambar
yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media
komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut
media pembelajaran
Pembelajaran menggunakan media
televisi tidaklah sulit, minimalnya jika sekolah tidak ada televisi bisa
memanfaatkan tayangan televisi biasa yang menyajikan program edukasi. Dan jika
sekolah mempunyai televisi atau video bisa menggunakan televisi edukasi (TV-E)
juga dapat disimpan atau direkam ke video recorder (VCR) sebagai media
pembelajaran. TV-E diharapkan menjadi suatu sistem layanan pendidikan khusus
yaitu sebagai upaya untuk menunjang program penuntasan wajib belajar. Bukan
hanya itu saya dengan televisi kita dapat mengetahui berita actual dan terkini
yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat, sebagai contoh peristiwa pemboman
WTC di New York, AS beberapa tahun lalu selang beberapa menit setelah peristiwa
itu berlangsung, kita bis mengetahui berita dari stasiun televsi CNN. Kita pun
bisa melihat secara langsung atau live pertandingan-pertandingan
olahraga Internasional seperti World Cup
Football, olahraga Tennis Wimbledon, Kejuaraan Bulutangkis All England, pertandingan basket NBA dan
masih banyak lagi dengan demikian menghemat waktu dan biaya. Beberapa saluran
program televisi berperan sebagai media dokumentasi saluran yang menayangkan
acara-acara documenter seperti Discovery
Channel, National Geographic dan Planet Animal yang menceritakan kejadian
alam (letusan gunung berapi, banjir, tsunami, dan topan), juga peristiwa
sejarah perkembangan kerajaan-kerajaan di Eropa, Asia, dan Afrika, juga
penemuan-penemuan antropologi di masa lalu, dan pengetahuan atau
penemuan-penemuan terkini yang menakjubkan dibidang teknologi dan kedokteran.
Berbagai acara tersebut akan sangat membantu dalam menambah wawasan pengetahuan
kita khususnya para pelajar, sehingga dapat mengasah kemampuan berpikir dan
kemampuan belajar. Hal ini akan mempercepat kerja otak kita atau pelajar untuk
menerima beberapa hal baru tentang pengetahuan. Serta meningkatkan kemampuan
dalam berimajinasi secara kreatif
III.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran
melalui Media Televisi dan Televisi Edukasi
Kelebihan yang dimiliki media
televisi sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut :
1 Televisi dapat memancarkan berbagai
jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, objek, specimen, drama
2 Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh
yang baik bagi siswa
3 Televisi dapat membawa dunia nyata
ke rumah dan ke kelas-kelas
4 Televisi dapat memberikan kepada
siswa peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri.
Kelemahan media pembelajaran
televisi yaitu :
1. Fine details: televisi tidak mampu
menampilkan gambar detail secara detail dan sempurna
2. Area Lost: media televisi tidak
semua gambar yang dipancarkan dari studio dapat diterima secara utuh dan jelas
di rumah.
3. Size information: media televisi
tidak bisa menampilkan ukuran benda yang sebenarnya
4. Third Dimention: pada media televisi
kesan dua dimensi dapat diatasi dengan pengambilan gamabar
Kelebihan TV-Edukasi yaitu :
· TV Edukasi membuka program baru
terdapat dalam program berita (politik, wisata, kuliner dsb)
· TV Edukasi pendorong anak-anak untuk
belajar acara edukasi
· TV edukasi merupakan tayangan
alternative dan bermanfaat
· TV Edukasi memberikan informasi
kepada masyarakat tentang pendidikan
Adapun kelemahan Televisi-Edukasi
sebagai berikut :
· Dari segi pengemasan kurang menarik,
sehingga program-program yang ditawarkan kurang dapat diterima
· Program tidak didukung oleh
pendukung acara yang dikenal masyarakat, dengan kata lain siaran-siaran TV-E
tidak diperankan oleh artis-artis terkenal
· Televisi Edukasi kurang tepat pada
sasaran
IV.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran
melalui Media Video
Media video memiliki beberapa
kelebihan, yaitu :
1. Memberi pesan yang dapat diterima
secara lebih merata oleh siswa
2. Sangat bagus untuk menerangkan suatu
proses
3. Mengatasi ruang dan waktu
4. Lebih realistis, dapat diulang dan
dihentikan sesuai dengan kebutuhan
Menurut Pramono (2008: 9) kelebihan
media video adalah:
a. Memaparkan keadaan real dari suatu
proses, fenomena atau kejadian
b. Pengguna dapat melakukan replay pada
bagian-bagian tertentu untuk melihat gambar yang lebih focus
c. Sangat cocok untuk mengajarkan
materi dalam ranah perilaku
d. Kombinasi video dan audio dapat
lebih efektif dan lebih cepat menyampaikan pesan dibandingkan media teks
e. Video dapat memperkaya pemaparan
Kelemahan media video antara lain :
a. Jangkauannya terbatas
b. Sifat komunikasinya satu arah
c. Gambarnya relatif kecil
d. Kadangkala terjadi distorsi gambar
dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetic, selain itu keterbatasan yang
dimiliki oleh media video adalah :
e. Keterbatasan daya rekam dengan
ukuran yang sangat minim setelah mengalami proses perekaman dan atau
penyimpanan data sehingga tidak dapat dipakai lagi
f. Biaya format piringan video
memerlukan biaya yang cukup besar
V.
Peran Orang tua dalam Pembelajaran Anak
melalui Media Televisi atau Video
Setiap orang tua memiliki
tanggungjawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya,
oeh sebab itu hal-hal yang sekecil apapun harus bisa diantisipasi oleh setiap
orang tua mengenai dampak positif atau negatif yang akan ditimbulkan oleh hal
yang bersangkutan. Begitu juga mengenai hal televisi ini, yang sudah nyata
dampak negatifnya, sudah sepatutnya setiap orang tua mempersiapkan senjata
untuk mengantisipasinya. Dengan menjauhkan anak dari dampak negatif televisi
secara tidak langsung orang tua membantu guru mensukseskan televisi sebagai media
belajar ,karena orang tua bisa memilih dan menjadi petunjuk anak dalam
pemanfaatan televisi.
Banyak dampak yang diakibatkan oleh
tontonan televisi, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan oleh setiap orang
tua, yaitu:
1. Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
Jangan biarkan anak-anak menonton
acara yang tidak sesuai dengan usianya, walaupun ada acara yang memang untuk
anak-anak, perhatikan dan analisa apakah sesuai dengan anak-anak (tidak ada
unsur kekerasan, atau hal lainnya yang tidak sesuai dengan usia mereka).
2. Dampingi anak memonton TV
Tujuannya adalah agar acara televisi
yang mereka tonton selalu terkontrol dan orang tua bisa memperhatikan apakah
acara tersebut masih layak atau tidak untuk di tonton.
3. Letakan TV di ruang tengah, hindari
menyediakan TV dikamar anak.
Dengan meyimpan TV diruang tengah
,akan mempermudah orang tua dalam mengontrol tontonan anak-anaknya, serta bisa
mengantisipasi hal yang tidak orang tua inginkan, karena kecendrungan rasa
ingin tahu anak-anak sangat tinggi.
4. Tanyakan acara favorit mereka dan bantu
memahami pantas tidaknya acara tersebut untuk mereka diskusikan setelah
menonton, ajak mereka menilai karakter dalam acara tersebut secara bijaksana
dan positif. Acara yang bisa dilakukan misalnya hiking, tamasya, berkunjung ke
tempat sanak keluarga dan hal lainnya yang bisa membangun jiwa sosialnya.
Selanjutnya Dr. Martin Leman (2000),
memberikan panduan yang perlu dilakukan oleh orang tua dalam pemanfaatan media
TV bagi anak-anak, yaitu sebagai berikut:
1. Orang tua memilihkan acara yang menarik
dan mendidik anak, sesuai usia.
2. Periksalah jadwal acara TV, sehingga kita
bisa mengatur jadwal film / acara apa yang akan ditonton bersama anak.
3. Perhatikan acara apa yang mau ditonton
dan perhatikan acara selanjutnya jangan sampai anak terus menerus menonton
televisi.
Dengan adanya TV edukasi maka
partisipasi masyarakat dan orang tua sangat di perlukan untuk mendukung hal
tersebut, hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mendampingin anak menonton TV
Ketika anak menonton televisi, tidak
ada lagi yang paling ideal adalah orangtua mendampingi dan membimbingnya. Ia di
tuntut menjelaskan adegan atau tayangan yang ada di layar televisi. Di sisi
lain perlu juga di jelaskan makna yang terkandung dalam sebuah acara televisi.
Orangtua juga perlu memberikan contoh dalam kehidupan sehari – hari yang bisa
dimengerti sang anak tentang makna yang terkandung dalam acara tersebut. Orang
tua juga di tuntut memberikan penjelasan tentang perlunya mendapatkan informasi
yang lengkap dan menyeluruh terhadap anak – anaknya. Jika dalam acara ilmu
pengetahuan atau tentang sesuatu yang diduga menimbulkan ketertarikan pada anak
dapat didiskusikan. Misalnya kenapa kelelawar bisa terbang dalam suasana gelap
gulita, mengapa kapal udara bisa terbang, dan lain – lainnya.
Di sini orang tua dapat memberikan
motivasi pada mereka bahwa jawaban lengkapnya ada pada buku. Mereka di dorong
untuk membaca buku. Di sini orang tua berkewajiban pula menyediakan fasilitas
membaca diantaranya buku, atau menunjukan dimana buku bisa diperoleh oleh anak
2. Komunikasi dengan anak
Kini Permasalahan yang mendasarkan
adalah banyak orang tua yang tidak sempat mendampingi anak – anaknya nonton
televisi sebagai akibat keterbatasan waktu dan kesibukan sehari – hari. Di sini
perlunya komunikasi antara orangtua dan anak. Jika orang tua memiliki waktu
sempit untuk berkomunikasi, yang penting adalah kualitas dari komunikasi
tersebut. Komunikasi yang berkualitas adalah hubungan keterbukaan dan saling
pengertian di antara kedua belah pihak. Salah satu hal penting dalam menjaga
kualitas komunikasi adalah diciptakan kemudahan komunikasi antara anak dan
orangtua. Keharmonisan komunikasi ini perlu diciptakan. Jangan sampai anak
merasa segan untuk menyampaikan sesuatu / masalah yang di hadapinya. Kaitannya
dengan tayangan televisi antara lain anak di ajak untuk berdiskusi mengenai
tayangan dalam televisi.
3. Menonton TV seperti membaca buku
Menonton televisi sudah layaknya
diperlakukan seperti membaca buku. Kita sudah biasa menyimpan buku di rak atau
tempat khusus. Buku itu diambil ketika hendak dibaca. Setelah selesai di baca
kemudian buku tersebut di simpan kembali di tempatnya. Begitupun sebelum
membaca kita akan memilih buku yang sesuai dengan keinginan kita. Dengan cara
itu kita bisa fokus membaca isi buku yang diinginkan. Bagaimana jika
memperlakukan televisi layaknya membaca buku. Pesawat televisi ditempatkan
dalam ruang yang wajar dan cukup penerangan. Tidak diletakan di kamar anak
sehingga dapat terkontrol oleh orang tua.
Kita menonton acara televisi sesuai
dengan keinginan. Jika sudah cukup tentu televisi kita matikan. Dengan cara
inilah kita bisa membuat anak menjadi disiplin
4. Keteladan orang tua
Perlu kita pahami bahwa anak
cenderung meniru perilaku orang tuannya. Oleh karena itu kita sebagai orangtua
perlu memberikan contoh tentang cara menonton televisi yang baik. Tak cukup
dengan sikap duduk dan jarak antara mata dengan layar televisi, kita perlu
memberikan contoh memperlakukan televisi sebagai media massa. Tayangan televisi
yang dilarang untuk anak sebaiknya kita sebagai orang tua juga menghindarinya.
Dalam kaitan ini menarik untuk di renungi hasil penelitian yang dilakukan Yale
Family Television Research ( kompas, 26/12/1999 ), yang mengungkapkan bahwa
anak – anak yang banyak menghabiskan waktu untuk nonton televisi umumnya
mempunyai orang tua yang sering menonton televisi pula. Dengan kata lain anak
menonton televisi karena meniru perilaku orang tuannya. Maka orang tua harus
memberikan contoh kepada anak – anaknya bagaimana menonton televisi yang benar.
5. Mengkritisi stasiun TV
Mengajukan usul, saran, atau
keberatan terhadap sebuah tayangan televisi perlu di budayakan. Sebagai warga
negara kita memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan atas siaran televisi.
Oleh karena itu usul atau saran bisa di kirim langsung ke stasiun TV.
Masyarakat dapat mengkritisi sebuah tayangan televisi, mana yang baik dan salah.
6. Laporkan Ke KPI
Aturan penyiaran telah diatur dalam
undang – undang No 32 tahun 2002 tentang penyiaran. Menurut Undang – undang
ini, untuk mengatur penyiaran dibentuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). KPI
sebagai wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili
kepentingan masyarakat akan penyiaran (pasal 8 ayat 1 UU penyiaran). Masyarakat
dapat mengajukan usulan, saran, kritikan, bahkan keberatan terhadap siaran yang
di tayangkan stasiun televisi melalui lembaga KPI tersebut. Melalui masukan
dari masyarakat ini KPI dapat bertindak
7. .Carikan anak Vcd atau Dvd yang
berhubungan dengan pelajaran
Menonton Televisi di rumah akan
menjadi bermakna dan menyenangkan apabila ada VCD atau DVD yang berhubungan
dengan pelajaran. Dari kegiatan ini anak akan mulai belajar dengan diawali rasa
ketertarikan dan tanpa keterpaksaan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Televisi adalah media yang paling populer bagi masyarakat
daripada media
media lainya. Televisi menjadi icon
media yang paling mem-buming di antara media-media yang pernah ada sepanjang
sejarah. Eksistensi televisi sebagai media komunikasi pada prinsipnya,
bertujuan untuk dapat menginformasikan segala bentuk acaranya kepada masyarakat
luas. Hendaknya, televisi mempunyai kewajiban moral untuk ikut serta
berpartisipasi dalam menginformasikan, mendidik, dan menghibur masyarakat yang
pada giliranya berdampak pada perkembangan pendidikan masyarakat melalui
tayangan-tayangan yang disiarkan. TV Edukasi adalah sebuah stasiun televisi
yang khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan
berfungsi sebagai media pembelajaran bagi masyarakat. Seiring berjalannya waktu
perkembangan TV Edukasi semakin berkembang. Perkembangan TV Edukasi pada masyarakat
menurut pandangan kami masih kurang berkembang baik dilihat dari sejauh mana
minat dari masyarakat terhadap tayangan TV Edukasi. Tema dari siaran TV Edukasi
intinya tentang dunia pendidikan dan tidak dipungkiri lagi masyarakat kita
belum sadar akan pentingnya pendidikan, maka dari itu kami anggap wajar-wajar
saja bila tayangan TV Edukasi belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat kita. Siaran
TV-E diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu faktor
penyebab rendahnya kualitas pembelajaran adalah belum dimanfaatkan oleh guru
dab peserta didik. Dengan dimanfaatkannya berbagai sumber belajar siswa
termotivasi untuk berpikir logis dan sistematik sehingga memiliki pola pikir
yang nyata dan semakin mudah memahami hubungan materi pelajaran dengan alam
sekitar serta kegunaan belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui
tayangan siaran televisi tersebut diatas, siswa memperoleh manfaat, yaitu
semakin luasnya khazanah pengetahuan atau wawasan ; pada khususnya memperoleh
tambahan pengetahuan di luar yang diperoleh dari gurunya, mengingat besarnya
potensi siaran televisi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran,
maka seyogyanya para guru dapat menjadikanya sebagai salah satu sumber belajar
dan memanfaatkannya dalam kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
- Dr. Rusman, M.Pd., Dr. Deni Kurniawan, M.Pd., dan Cepi Riyana, M.Pd., 2013 Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komonikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, halaman 167-238
- Internet http://agustinavolvarita.blogspot.com/2012/11/pemanfaatan-televisi-sebagai-media.html
Langganan:
Postingan (Atom)